Sunday 7 June 2015

2 Persiapan Penting Untuk Menjadi Seorang Penulis

Sebenarnya, adakah persamaan menulis dengan mendaki gunung?

Yang satu dilakukan dalam keadaan tenang dan aman, yang satu lagi dilakukan saat hormon adrenalin benar-benar terpicu. Namun kalau Kamu perhatikan, ada persamaan-persamaan antar keduanya. Mari kita gambarkan, "apa saja persamaan yang ada dari keduanya?". Sehingga kedepannya lebih memudahkan kita untuk menulis suatu tulisan atau sebuah karya tulis.

Ada yang pernah mendaki gunung sebelumnya? Atau bahkan Kamu sudah sering melakukannya. Oh, pastinya ada saja yang belum pernah melakukannya bukan? Bagi yang belum pernah mendaki gunung, cobalah untuk kali ini saja, bayangkan olehmu, kalau Kamu saat ini berada didepan sebuah Gunung yang menjulang elok diselimuti pepohon rimbun nan lebat. Yang mana sesaat lagi Kamu akan mendaki gunung tersebut.

Sudah siap?


Apa Yang Seharusnya  Dilakukan Sebelum Mendaki Gunung?


1. PERSIAPAN


Kalau Kamu tidak melakukan persiapan sebelum mendaki, itu adalah hal paling konyol yang pernah ada dan itu sangat membahayakan diri kamu sendiri. Karenanya persiapan itu sangatlah penting. Begitu juga dengan Seorang penulis. Kamu harus menyiapkan segala sesuatunya. Dan persiapan sebelum menulis itu penting. Adapun persiapan yang harus dilakukan seorang pendaki yang berlaku bagi seorang penulis adalah:

  • Menyiapkan logistik:
Hal ini mencakup perbekalan berupa makanan, minuman, obat-obatan, tenda dan logistik lainnya tatkala mereka berada di gunung sana. Begitu juga penulis. Kamu butuh persiapan logistik berupa alat tulis. Bisa pensil, buku, laptop atau apa saja selagi itu alat tulis. Tidak hanya alat tulis yang sepadan dengan tenda atau jaket. Kamu juga butuh bekal berupa buku bacaan, esai, jurnal, makalah dan sebagainya. Yang mana dapat memperkaya wawasan dan istilah-istlah yang ada untuk kesempurnaan proyek Kamu nantinya
  • Persiapkan Mental:
Ya, mental merupakan hal yang sangat urgent bagi seorang pendaki. Mental kuatlah yang mampu menggiring sang pendaki untuk sampai puncak yang diimpikan. Dan sudah banyak pendaki yang berhenti di tengah jalan. Kalah. Mereka kalah mental dalam menghadapi situasi yang ada. Berlaku juga buat penulis. Kamu harus menyiapkan mental yang kuat agar bisa menyelesaikan proyek tulisan Kamu. Jangan sampe tidak kuat mental, yang berujung berhentinya Kamu dalam menulis proyek tadi, dengan alasan macam-macam



2. MENCARI TEMAN

Mencari teman disini maksudnya yang selaras dengan kegiatan yang akan Kamu lakukan. Jangan niatnya mau mendaki gunung, malah ngajak teman yang hobi balap motor. Carilah teman yang sehobi. Mendaki gunung tampa teman itu ibarat makan nasi tanpa dimasak. Garing. Jangankan tanpa teman, bersama tiga orang teman saja masih belum cukup dan garingnya pun masih terasa. Saya sendiri sudah membuktikannya.
Terlebih Kamu pendaki pemula. Mengajak teman atau menyewa pemandu adalah pilihan paling bijak yang kamu lakukan sepanjang sejarah hidupmu.

Nah, begitu juga untuk Kamu. Penulis baru memerlukan pemandu. Pemandu ini yang akan membimbing selama Kamu menulis buku. Bergabunglah dengan komuntias penulis, seperti di Kompasiana. Sering-seringlah ikut pelatihan menulis. Dan bertemanlah denga penulis yang sudah ahli. Dengan begitu proyek tulisan Kamu akan mudah berada menemukan puncaknya.


Oke, singkat cerita, anda sudah berada dipuncak gunung. Yang mana sebelumnya Kamu telah menghadapi aral rintangan yang berat. Namun begitu sampai dipuncak, walaupun masih dibanjiri peluh keringat yang terterpa udara dingin menusuk, tetiba berganti dengan kesenangan. Buncah rasa takjubmu dengan pemandangan indah puncak gunung. Alangkah mempesona. Indah bukan main. Intinya, telah hilang sudah rasa capek dan peluhmu saat itu. Begitupun seorang penulis. Terbayar sudah kepayahan yang sebelumnya ia hadapi. Ia tentu merasa sangat puas dengan hasil yang selama ini ia impi-impikan.

Kemudian saat Kamu turun. Semua keindahan itu akan selalu mengekormu. Penglaman itu. Yang mana Kamu tiba-tiba berkata dalam hatimu, "Saya pasti akan kembali mendaki gunung!" Ya, Kamupun jadi ingin mendaki gunung lagi, lagi, lagi dan lagi. Begitu juga seorang penulis, ia telah mendapatkan pengalam menulis yang berharga. Dan merasa ia harus menulis karya yang lain yang lebih bagus dari sebelumnya. Sehingga ia akan belajar lebih banyak tentang dunia penulisan, dan akan menulis lagi, lagi, dan lagi.


Itulah persiapan dalam menulis, atau persiapan untuk menjadi seorang penulis. Kalau ada yang masih belum jelas, silahkan komentar. Kita bisa sama-sama belajar. 

No comments:

Post a Comment